Jumat, 22 Januari 2016

Kesalahan Umum yang Sering Terjadi di Proyek Gedung



Salah satu cara untuk meminimalisir kesalahan di proyek adalah dengan menerapkan sistem manajemen dan peraturan yang tegas di proyek. Jika seluruh pekerja proyek bisa disiplin dan mematuhi SOP yang ada, maka bisa dipastikan akan berkurang tingkat kesalahan di proyek. Sebenarnya di tiap proyek akan berbeda-beda tantangan dan masalah yang terjadi namun secara garis besar sama. Kesalahan proyek yang sering terjadi adalah pekerjaan struktur. Orang menganggap bahwa pekerjaan struktur nantinya akan ditutup oleh pekerjaan arsitektural sehingga pekerjaan struktur banyak yang tidak sempurna. Padahal struktur adalah kunci dari tingkat keamanan gedung tersebut saat sudah beroperasional.


Kesalahan umum yang sering terjadi di proyek gedung adalah sebagian kecil dari tantangan di proyek. Tiap proyek selalu mempunyai tantangan tersendiri karena berbeda tempat, berbeda quantity bangunan, berbeda tim, dan sebagainya.
Berikut kesalahan umum yang sering terjadi di proyek gedung.

1. Beton Bunting
Beton bunting adalah istilah lain dari beton yang mengembang tidak sesuai dengan bekisting yang dibuat. Penyebabnya adalah bekisting tidak mampu menahan berat beton basah saat pengecoran karena menggunakan material kayu dan triplek bekisting yang tidak berkualitas. Cara memperbaikinya adalah dengan dibobok.

2. Beton Keropos
Beton keropos disebabkan oleh proses pengecoran yang kurang maksimal. Sehingga beton basah tidak dapat menjangkau seluruh ruangan dibekisting. Solusi perbaikannya adalah dengan injeksi atau groating menggunakan semen khusus groating yang mempunyai kekuatan tinggi.

3. Retak pada beton
Kesalahan yang tidak boleh dianggap remeh pada struktur adalah adanya retak rambut pada balok. Solusi yang tepat untuk memperbaiki adalah identifikasi terlebih dahulu jenis retaknya dan injek dengan semen khusus.

4. Pemasangan begel
Kesalahan yang sering terjadi jika pengawas lapangan bekerja tidak maksimal adalah pembesian. Memasang tulangan sengkang atau begel dengan pengait 90 derajat. Hal ini sangat berbahaya mengingat sengkang adalah penahan gaya geser terbesar. Pada saat terjadi gempa sengkang ini bisa lepas jika kait dipasang 90 derajat. Pemasangan yang benar adalah 135 derajat.

5. Pemasangan Tulangan Utama
Ada beberapa kesalahan yang kadang terjadi di lapangan saat pemasangan tulangan utama balok dan pelat yaitu panjang tulangan tidak sesuai dengan perencanaan. Panjang tulangan harus dari ujung kiri sampai ujung kanan. kesalahan ini tidak boleh dibiarkan.

6. Pembengkokan tulangan kolom
Kesalahan yang biasa terjadi adalah pembuatan kolom tidak mengikuti as kolom lantai bawahnya sehingga pada saat akan mensetting tulangan kolom lantai atasnya harus dikenik atau ditekuk terlebih dahulu agar sesuai dengan as bawahnya. Kenik atau pembengkokan yang berlebihan akan menyebabkan eksentrisitas kolom berkurang sehingga sangat berbahaya.

7. Perekat bata ringan yang tidak penuh
Selain pekerjaan struktur, pekerjaan arsitek pun juga ada kesalahan yang sering terjadi yaitu penggunaan perekat bata ringan yang tidak penuh sehingga pada pasangan bata ringan terlihat banyak celah. Hal ini sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan keretakan apabila terjadi gempa. Kebiasaan para tukang yang salah adalah penggunaan cetok untuk pemasangan bata ringan meskipun dari pihak semen mortar lebih dianjurkan menggunakan roskam bergerigi agar perekat bata ringan lebih merata dan lebih hemat tentunya.


Inilah kesalahan umum yang sering terjadi di lapangan. Kejadian di atas hanya sebagian kecil saja. Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi lapangan kepada calon engineer atau engineers muda agar lebih memperhatikan masalah-masalah seperti ini. Tidak hanya pekerjaan yang cepat dan sesuai target, sebagai engineers pun harus dituntut pekerjaan itu sesuai dengan standarisasi keamanan. Demikian kesalahan umum yang sering terjadi di Proyek gedung semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar